Sabtu, 30 Oktober 2010

Diary penting si pasien yang berimbas pada kualitas si penyedia pelayanan

medical record

Judul ini saya jadikan issue, ketika kenyataannya rekam medis pasien yang ada mengenaskan.
Mengenaskan dalam arti baik secara isi dan kualitas tidak layak di sebut rekam medis.
Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 :
Rekam medis (Medical record) adalah berkas yang beirisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, baik hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Isi Rekam Medis
Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam Medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu:

1. Data medis atau data klinis: data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta hasilnya, laporan dokter, perawat, hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb.Data ini bersifat rahasia (confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada pibak ketiga tanpa izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.

2. Data sosiologis atau data non-medis
 Yang termasuk di dalamnya adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial).

Dari definisi dan tujuannya jelas lah rekam medis memilki fungsi penting tersendiri dalam praktek kedokteran. Selain sebagai pencatat, RM juga berfungsi sebagai barang bukti bila ada suatu hal terjadi yang menuntut si dokter melakukan kesalahan (malpraktek), dan juga sebagai pra-syarat di lakukannya audit clinic.
Kenyataannya RM yang ada sekarang ini kondisinya tidak seperti yang diteorikan, baik dari segi isi (kelengkapan data medis dan data no-medis, kesulitan membaca tulisan bila audit) ataupun wujudnya (hilang, rusak, tidak terawat). Padahal RM ini juga kewajiban dokter untuk mengisi secara lengkap data pasien.
Dampak dari audit medis yang diharapkan tentu saja adalah peningkatan mutu dan efektifitas pelayanan medis di sarana kesehatan tersebut.

Bila pra-sayarat untuk dilakukannya audit medik saja ( adanya rekam medis yang lengkap) tidak terpenuhi , apakah perbaikan kualitas sesuai standar pelayanan akan terjadi???

Source:
Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989
http://whqlibdoc.who.int/wpro/2002/9290610050.pdf

Kamis, 28 Oktober 2010

2 Sisi si pengobat (reflection)

Profesi seorang dokter akan di tantang jiwa sosialisnya ketika mereka lulus dari pendidikan nanti. Tidak heran kalau mereka menganggap gaji yg diterima layak dg jerih payah yang mereka lakukan mulai dari sekolah yang lama, sampai yang mereka korbankan saat praktek kedokteran. Menginginkan gaji sejumlah 6-7 juta per bulan itu hal yang wajar, karena lulusan S1 ekonomi saja bila bekerja gajinya segitu per bulan, padahal yang mereka kerjakan tentu berbeda dari seorang dokter. Sampai saat ini belum ada regulasi untuk mengatur upah dokter yang seharusnya di terima. Sehingga mereka lebih memilih untuk membuka praktek tambahan di luar jam bekerja di suatu Rumah Sakit (praktek rumah/ klinik) untuk mendapat uang tambahan dari pendapatan pokok. Tapi di sisi lain, mereka pada akhirnya juga terlalu bekerja keras "ngoyo" untuk mendapat upah tambahan. Misal praktek di lebih dari 3 tempat, jam kerja praktek yang panjang, dan pasien yang banyak. Seharusnya ada regulasi yang mengatur ini semua agar beban kerja dokter tidak berat dan mereka tidak perlu lagi berusaha keras mendapat uang karena gaji yang mereka dapatkan "fair".

Untuk itu sistem kapitasi lah yang dikenalkan sekarang ini dan sedang di galakkan pemerintah untuk para dokter yang lebih berpandangan promotif dan preventif tidak lagi kuratif dan identik dengan kejar setoran dari orang2 yang sakit. Sistem ini merunut dari dokter keluarga yang berperan preventif dan promotif, makin berhasil dokter tsb menggalakkan upaya kesehatan prevensi sehingga org2 yang sakit lebih sedikit, maka makin banyak juga uang yang mereka terima dari upaya kesehatan tsb. Sebenarnya dari jaman sejarah dulu, dokter mandapat upah dari orang2 yang sakit dan berdasar jumlah kunjungan pasien tsb. Apakah etis kita menarik uang dari orang yang sakit, menderita, lalu kita meminta hak jasa kita dari uang mereka, apalagi jika sampai si pasien mengupayakan dana untuk kesembuhannya?? ini yang menjadi beban moral tersendiri bagi si dokter, di satu sisi dia berhak mendapat jasa karena telah berupaya menyembuhkan tapi di sisi lain, hati nurani mengambil hak tsb dari apa yang dimiliki pasien,..sungguh bertentangan. Untuk itulah sistem ini ada, perlu kerjasama dokter/RS, Asuransi kesehatan dan pemerintah untuk meregulasi sistem ini. Sistem ini kurang berjalan karena salah satunya upah yang diterima dokter < 10% kapitasi, hal inilah yang menyebabkan para dokter berpikir untuk membuat praktek tambahan.  Tapi bila dokter mndapat upah 50% dari kapitasi mungkin hal ini tidak akan terjadi dan butuh sistem kontrol untuk mengendalikan mutu dokter juga.

Tahun 2014 nanti dicanangkan "universal coverage" di Indonesia,.lets see apakah sistem kapitasi ini berhasil mengcover "universal" atau masih jalan di tempat??? yang bisa menjawab hanya kita "calon dokter" dan pemerintah ....

Selasa, 26 Oktober 2010

Ngamuknya sang Penguasa Gunung

Sekitar pukul 18.30 waktu indonesia barat daerah Istimewa Yogyakarta,  gunung paling aktif mengeluarkan muntahannya disertai awan panas (wedhus gembel) yang sudah keluar pertama kali sekitar pukul 17.00 WIB. Kabar yang di terima sampai pukul 21.00 ada 26 korban jiwa yang luka-luka (luka bakar, sesak nafas, luka lecet) dan 1 korban meninggal dunia (usia 2 tahun akibat apnea berat) yang berada di RS Muntilan. Dampaknya yang terjadi saat ini masih berupa hujan abu vulkanik. Menurut sumber (BPPTK) , ini adalah fase erupsi awal dari Merapi dan masih ada fase berikutnya yaitu keluarnya magma dari gunung yang sampai sekarang belum bisa diprediksi kapan terjadinya.

Saat letusan itu terjadi, semua warga di evakuasi besar-besaran untuk diungsikan ke tempat pengungsian yang telah di sediakan. Dan telah dibagikan masker gratis untuk para warga sekitar. Warga berbondong- bondong menaiki kendaraan seperti truk, mobil, bahkan ada yang memekai motor untuk segera menjauh menyelamatkan diri.

Seperti yang sudah terjadi sebelumnya (th 2006) dan belajar dari pengalaman tsb, antisipasi KLB Letusan Gunung Merapi kali ini sudah disiapkan di mulai sejak status Gunung Merapi memasuki tahap waspada. Tampak di Kabupaten Magelang dan Sleman Yogya yang mengampu sekitar 30 kecamatan mendirikan tenda2, posko, mempersiapkan balai desa dan tempat2 lain yang bisa dijadikan untuk tempat mengungsi, memeprsiapkan logistik seperti selimut, dll. Sampai evakuasi masyarakat yang mendiami wilayang lereng gunung yang dibagi pemerintah menjadi kawasan 1, 2, dan 3. Di mana kawasan 1 adalah kawasan sekitar 5 km dari puncak gunung Merapi ini para warga segera diusingkan guna mengantisipasi. Namun, masih saja ada beberapa warga yang tetap bertahan tinggal di wilayah tsb, dg alasan ekonomi dan menjaga harta benda mereka. Apa pun yang terjadi dalam hal ini saya salut pada pemerintah yang bertindak sigap untuk KLB ini dan sudah belajar dari pengalaman sebelumnya. 

Sampai saatnya Merapi diganti statusnya menjadi siaga (siap2 letusan) mulai tanggal 25 Oktober 2010 pukul 06.00 pagi WIB. Para sukarelawan masih melakukan evakuasi para warga yang jumlahnya diperkirakan 3000 an ini. Para korban dilarikan ke RS di Yogyakarta (RS. dr. Sardjito, RS panti Rapih, dan RS bethesda.) dan di Muntilan. Di RS Muntilan misalnya sudah dilakukan persiapan BSB (Brigadir Siap Bencana) yang terdiri dari dokter bedah 2 orang, 10 dokter umum, dan 16 perawat sejak status merapi menjadi SIAGA hari senin lalu (25/10/10). Mereka dengan sigap melakukan masing2 tugasnya dan menerapkan prinsip triage dalam menangani bencana ini. Pasien dewasa yang mengalami sesak nafas yang gawat berhasil di selamatkan dengan resusitasi yang cepat, tetapi ada 1 korban anak usia 2 tahun yang meninggal dunia karena mangalami sesak nafas yang parah dan diperkirakan meninggal dalam perjalanan. Korban yang lain mengalami luka bakar di berbagai area tubuh mulai dari yang ringan sampai parah meliputi hampir seluruh tubuh. Dengan cepat dan tepat tim ini menangani korban sehingga meningkatkan resiko survival pasien. Sistem penyelamatan sudah dimatangkan sejak awal dan selalu disiapkan siaga kapan saja. Ini yang patut diacungi jempol.


Gunung Merapi sudah memuntahkan isinya hari ini, Indonesia kembali berduka, tapi tidak berarti kita dikalahkan oleh bencana yang terjadi namun menjadikan ini semangat sosial tinggi untuk sesama.

Senin, 25 Oktober 2010

Membeli tiket di Farmasi Airlines

Judul ini yang sengaja saya angkat karena kembali diberitakan adanya kerjasama dokter "sebagai oknum" dengan perusahaan farmasi. 3 hari yang lalu saya melihat headline berita ini tercantum di surat kabar elektronik. Kembali terkuak dan di bahas habis-habisan. Percaya tidak percaya itu nyata.

Pada dasarnya profesi dokter ini bersifat sosialis tapi semakin ke sini berubah menjadi kapitalis. Mereka yang sekarang manjadi oknum ini lebih tertarik mencari uang lewat obat yang mereka tawarkan kepada pasien yang jelas2 itu menguras kantong pasien mereka. Padahal di luar sana pemerintah sudah mengobarkan bahwa penggunaan obat generik sama kandungannya dengan obat "branded". Mereka para dokter pasti tau hal ini, saya yakin. Trus knp msh saja terjadi praktek ini????? Kemana jiwa sosial mereka ???

Hal ini juga terjadi pada saya sendiri. Di waktu itu saya merasa tidak enak badan baru terasa 2 hari dan memutuskan untuk berobat ke dokter di klinik rumah  terdekat karena sebentar lagi ujian dan saya pikir harus fit agar bisa mengikuti ujian tsb. Akhirnya saya berobat ke dr. S, saya membawa uang 100 rb. Di runag praktek, dr.S menganamnesis saya dan melakukan pemeriksaan fisik yang saya perhatikan tidak sesuai dengan yang saya pelajari. Tapi, pikir saya ya sudahlah toh si doketer juga jam terbangnya lebih tinggi. Saat di beri resep doketr tsb memberikan saya obat antibiotik branded lalu obat racikan dalam bentuk kapsul yang isinya ada 6 item dijadikan satu kapsul, dan yang terkahir vitamin branded juga. Saya pikir uang saya 100 rb ini cukup untuk menebus obat, setelah ke kasir ternyata totalnya sekitar 250 rb, saya kaget bukan main dan tentu saja tidak jadi menebus obat saya. Saya membaca nama2 obat saya berkali2 bolak balik urut dari atas ke bawah kertas resep. Dalam hati saya pantas saja "wong semuanya bermerk". Lalu di sebelah saya ada seorang nenek2 yang ditemani anaknya dr pakaian sudah menampakkan mereka kurang mampu, saya mengintip sedikit catatan si nenek, ternya beliau sakit Gula. Di situ hati saya terketuk, saya yang hanya sakit 2 hari sudah harus bayar 250 rb apalagi si nenek ini yang sakit gula dan secara logika tentu pengobatannya lebih kompleks dari saya. Sedih rasanya hati ini mengingat wajah si doketr tadi yang meresepkan saya dan membandingkan dengan wajah si nenek. Ya Allah saya tidak ingin jadi orang yang zalim, doa saya dalam hati.

Perusahaan farmasi yg merelease "obat branded " ini menjanjikan si dokter banyak hal , mulai dari seminar gratis, perjalanan gratis, hadiah ini-itu yang menggiurkan ... tapi sekali lagi bila diresepkan pada pasien tentu ynag membiayai hadiah itu semua ya dari uang pasien ini. Terbayang lagi wajah nenek yang duduk di sebelah saya ketika di klinik dokter itu. Ini sekarang menjadi pilihan apakah tetap mau menzalimi pasien apa tetap menggemborkan obat yang lebih murah dan terbukti menurut evidence efficacy nya. One more time life is choices...

H.T.S (Heal The System) part 2

WHY HEAL ? karena sistem yang sudah dibuat dan dirancang sekarang ini saking bagusnya sampai tiba diwaktu penggunaannya terjadi berbagai problem, tidak hanya di pemerintah tapi juga di semua strata masyarakat. So i think it's appropiate take this word "heal" as a main idea dalam Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia.

Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah salah satu subsistem yang ada di SKN.

pemerataan SDM Kesehatan berkualitas masih kurang. Pengembangan karier, sistem penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi untuk mendukung SDM Kesehatan masih terbatas; serta e) Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan serta dukungan sumber daya SDM Kesehatan masih
Upaya pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan belum memadai, baik jumlah, jenis, maupun kualitas tenaga kesehatan yang dibutuhkan. Selain itu, distribusi tenaga kesehatan masih belum merata. Jumlah dokter Indonesia masih termasuk rendah, yaitu 19 per 100.000 penduduk bila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, seperti Filipina 58 per 100.000 penduduk dan Malaysia 70 per 100.000 pada tahun 2007.

Dari data di atas sudahkah jumlah dokter di negeri kita tercinta ini memenuhi kebutuhan masyarakat y=untuk sehat???????????

Bayangkan di Indonesia kita ini ada 70 fakulats kedokteran yang kira2 meluluskan sekitar 5000 dokter umum tiap tahunnya. Jumlah ini sangat fantastis mengingkat jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah 206 juta jiwa (BPS tahun 2000) berarti setiap 20 dokter per 824.000, cukup banyak sekali bukan??? Dari data tsb jelaslah tidak seimbang antara dokter dan jumlah penduduk.

Logikanya Indonesia yang terdiri dari negara yang berkepulauan ini memiliki dokter dengan jumlah yang merata di setiap pulaunya tergantung jumlah penduduk di pulau tsb. Nyatanya itu tidak terjadi dan justru terpusat di daerah2 kota besar seperti Jawa dan Bali. Sungguh ironi, apakah semakin menimbulkan kesenjangan antara penduduk yang mendapat pelayanan dg yang tidak???

Persebaran yang tidak merata ini tidak hanya dari faktor manusianya tp juga faktor daerah tujuan dan pemerintah yang mendasari sistem persebaran tenaga medis ini. Beberapa problem yang ada :

1. kurangnya informasi atau data2 yg tersedia mengenai jumlah penduduk dan jumlah tenaga medis yang seharusnya.
2. daerah tujuan yang sangat tidak memadai dalam hal fasilitas sarana dan prasarana
3. upah tenaga kesehatan yang sampai sekarang blum jelas dan disosialisasikan bila bekerja di daerah selain kota besar.
4. masalah adat dan istiadat atau budaya daerah setempat

Hal2 inilah yang sampai sekarang masih menghantui para lulusan dokter  yang bersedia mengabdi di daerah2 tsb tapi belum jelas adanya informasi yang tertulis misalnya sebagai peraturan/regulasi. Sehingga mereka mngurungkan niat untuk mengabdi lebih di daerah tsb dan lebih memilih membuka praktek di "kaki lima" kota besar. Padahal bila berhasil mengabdikan diri di daerah tsb kita mendapat "bonus" lebih dari pemerintah daerah krn sekarang sudah sistem otonomi daerah. Tapi knp masih banyak yang enggan???
Masalah ini tidak menutup kemungkinan bahwa tempat ynag kosong itu diisi oleh tenagakesehatan lain dari luar negara kita. Toh, juga sekarang sudah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN (AFTA, Asean Free Trade Mark 2010).

Akankah kita hanya berdiam diri dan membiarkan kursi yang kosong itu diisi orang lain?? bukankah seharusnya lebih baik yang mengisi adalah orang kita sendiri dan menjadi lebih bangga karena bisa mensejahterakan kesehatan penduduk di Indonesia kita tercinta ini.

Inilah realita yang terjadi di ranah kita berpijak sekarang ini, apakah kita terus membiarkannya para kawan sejawat dan wahai pujangga pendiri kerajaan ?? Pilihan bagi saya sebagai penulis untuk terus memperjuangkan kesehatan di Indonesia ini atau mengikuti trend sekarang di kota besar?? Life is choices..



Jumat, 22 Oktober 2010

H.T.S (Health and The System) part 1

Kuliah yang sudah berjalan hampir seminggu  ini inspiring me untuk berpikir out of box  tentang mau jadi apa saya nanti ? resiko yang akan saya ambil ? It's just make Systemic Thinking in my future will be. Secara tidak sadar, nantinya juga ketika menjadi lulusan seorang dokter, saya berpikir tentang bagaimana sistem kesehatan di Indonesia yang akan saya terjuni nanti. Is appropiate or not ?  Bicara tentang systemic thinking tidak terlepas dari yg namanya "The System" . Sistem ini sangat luas tergantung dari sistem apa yang akan kita angkat. Yang akan kita bahas di sini adalah Sistem Kesehatan Nasional yang berlaku di negara kita dan sifatnya sangat kompleks melebihi traffic jam ( Regulation in Sardjito hospital Prof.dr.Budi Mulyono said).

 The Theory ....
Sistem sendiri menurut terminologinya adalah sekumpulan unsur atau ada elemen di dalamnya yang saling bekerja sama dan saling berpengaruh satu sama lain untuk mancapai tujuan.

contoh :
sistem belajar mengajar di dalamnya ada : murid, guru, buku, alat tulis, meja, kursi, belajar, dll.

Karakteristik sistem itu sendiri, idealnya ada :
1. tujuan (goal)
2. elemen  (component)
3. masukan (input)
4. pengolahan (process)
5. keluaran (output)

 input   -->    Process  -->  Output  

Komponen- komponen yang ada pada sistem tersebut akan saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan yang nantinya komponen ini disebut sebagai subsistem. Subsistem akan menjalankan fungsi tertentu yang berpengaruh pada proses sistem secara keseluruhan.

Sebuah sistem sendiri memiliki sistem di atasnya yang dikenal sebagai suprasistem


Health system in Indonesia.....
Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Tujuan dari SKN ini adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Sistem ini terdiri dari 6 subsistem, yaitu :
1. subsistem upaya kesehatan


2. subsistem pembiayaan kesehatan
3. subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
4. subsistem obat dan pembekalan kesehatan
5. subsistem pemberdayaan masyarakat
6. manajemen kesehatan

SKN sendiri berada di bawah suprasistem Ketahanan Nasional (berlandaskan Pembukaan UUD 1945).

Masing - masing subsistem ini memilki tanggung jawab dan fungsi untuk mewujudkan sistem kesehatan nasional yang berlandaskan UU dan berlaku di semua strata masyarakat.

Inilah hal yang tertera di dokumen pemerintah Depkes RI tahun 2004 ttg Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Sungguh teratur, tertata rapi, menjelaskan sebuah sistem yang sangat kompleks sehingga kita sendiri mulai membayangkan bagaimana sistem ini bila di jalankan ke depannya menuai hasil yang memuaskan karena susunannya.

Saya sendiri sangat kagum dan bangga akan susunan sistem kesehatan di Indonesia ini, ibaratnya dokumen ni adalah sebuah skenario yang akan di mainkan oleh para aktor, aktris di dalamnya dan ada para penonton yang siap menikmati jalannya pertunjukkan ini.

Akan tetapi realitanya tidaklah semudah seperti menonton film. Seperti yang sudah di jalankan selama ini  lebih dari 5 tahun, tentunya masih banyak problem yang terjadi. Tidak mengherankan bila sistem yang sudah dibuat ini membuat saya berpikir kembali kemanakah satu demi satu kalimat2 di dalam skenario tsb yang akan di ucapkan oleh para pemainnya???  Logikanya ,skenario itu tersusun dengan rancangan yang luar biasa mempertimbangkan banyak pihak dan situasi yang ada. Bila salah satunya tidak ada, terasa tidak bagus fimnya bahkan parahnya tidak laku di pasaran dan di tinggalkan para penikmatnya dalam hal ini penonton.

Itulah analogi yang terkait dengan Sistem Kesehatan Nasional  kita sekarang ini,. Layaknya sebuah film, akankah sistem kita terus dipercaya dan digandrungi rakyat Indonesia ataukah akan menjadi sistem yang mulai rontok dan di tinggalkan satu persatu para penikmatnya, dan mereka mencari sistem lain yang lebih di percaya.








             




References :
Departemen Kesehatan RI.2004. Sistem Kesehatan Nasional.

Rabu, 20 Oktober 2010

Morning world see from "house"

what do u think if u see this ????

Fish House - Singapore

Architectural scence ... so hot right now..lovely swimming pool,..













Have u ever watch "Wall street 2: Money never sleeps" ?
This is the futured penthouse in that film








The Villa Bio

Barcelona,..lovely city,..wich this house is ..
simply house and cozy :)

















Otter Cove Residence
Carmel, California interesting sounds isn't it??
Xpensive view of the ocean,.....







Reference :
Its so lucky to pick my eyes @ http://www.drseussjuice.com/tag/home/ ,..thanks for the pict sir,.